Senin, 30 November 2009

first love

Jika membicarakan tentang ‘cinta pertama’, memori saya langsung melayang ke masa SD saya. Waktu itu saya menyukai teman main saya, sebut saja namanya Andi. Saya mengagumi dia karena perhatiannya yang sungguh baik pada adik-adiknya. Ketika adiknya jatuh, dia cepat-cepat memberinya obat. Kadang dia menggendong adiknya supaya mau pulang untuk tidur. Saya begitu terkesima dengan semua tindakannya itu. Sampai-sampai saya terdiam memperhatikan kebaikan-kebaikannya pada adik-adiknya. Diam-diam saya menyukainya.

Saya adalah seorang anak tunggal yang tidak pernah merasakan perhatian seorang kakak dan menjadi begitu kagum ketika ada seorang anak laki-laki yang begitu memberikan perhatian pada keluarganya. Andi pun bersikap sangat baik pada saya, dia tahu saya sangat dilindungi oleh orang tua saya jadi dia pun membantu memperhatikan saya.

Suatu ketika di masa SMP, saya memutuskan untuk memberi tahu dia tentang perasaan saya. Saya katakan saya menyukainya dan kagum padanya karena kebaikan dan perhatiannya pada keluarganya. Saya katakan dia telah menginspirasi saya tentang kasih seorang kakak pada keluarganya. Tak disangka gayung pun bersambut. Andi membalas perasaan saya dan kami jadian selama setahun lebih. Waku terus berlalu. Kami berdua bertambah besar. Dia pindah rumah dan mulai memasuki SMA. Hubungan kami semakin menjauh. Suatu saat dia mengatakan dia menyukai teman sekolahnya yaitu seorang gadis yang tergolong cukup cantik di sekolahnya.

Akhirnya saya memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami.Setelah putus saya mengalami patah hati yang bisa dibilang cukup dalam. Berhari-hari saya mengurung diri dan menangis. Dan patah hati terus membekas sampai saya lulus SMA. Bertahun-tahun saya menyalahkan diri saya sendiri, saya menyalahkan diri saya yang kurang cantik, yang berkulit sawo matang bukannya berkulit putih bersih, saya menyalahkan tingkah laku saya yang tidak anggun, dan masih banyak lagi. Semua itu membuat saya minder jika saya mulai menyukai seorang teman laki-laki. Saya menganggap pasti mereka pun akan meninggalkan saya karena semua kekurangan saya.Kegagalan cinta pertama saya membuat saya bisa menghargai hubungan asmara saya yang berikutnya.

Mungkin tanpa pengalaman cinta pertama saya yang bertepuk sebelah tangan, saya tidak akan bisa menghargai dan mensyukuri perhatian kekasih saya selanjutnya. Seolah kegagalan cinta pertama itu mempersiapkan saya untuk hubungan asmara saya yang berikutnya.Terkadang jika kita mau mengamati peristiwa-peristiwa kegagalan yang terjadi dalam hidup kita, akan terlihat bahwa kegagalan-kegagalan itu ternyata mempersiapkan kita untuk mengahadapi peristiwa lainnya yang jauh lebih besar. Seolah pengalaman-pengalaman masa lalu seperti sebuah sekolah dan pembelajaran untuk menghadapi tantangan-tantangan hidup sekarang dan di masa depan.

Walaupun tidak bisa dipungkiri, pada saat kegagalan-kegagalan itu terjadi, di hati terasa seperti teriris sebuah pisau yang sangat tajam.Seorang teman saya mengatakan tanpa kebangkrutan perusahaan suaminya, dia tidak akan pernah mandiri dan mengerti bagaimana mengelola sebuah perusahaan. Di saat kebangkrutan perusahaannya, suaminya menjadi depresi berat dan dia yang sebelumnya tidak pernah diijinkan bekerja oleh suaminya harus mengurus semua urusan perusahaannya itu. Dia berkata apapun akan bisa dia hadapi karena dia pernah sampai di titik terendah dalam hidupnya. Dan saat ini ia sedang merintis kembali perusahaannya bersama anak-anaknya dengan mimpi yang jauh lebih besar yang sebelumnya tidak berani ia pikirkan.

Dia bergurau, “Tanpa kebangkrutan ini, saya hanya akan terus menjadi seorang ibu rumah tangga yang mahir memilih apel di supermarket”.Sebuah pengalaman kegagalan di masa lalu seperti sebuah sekolah dan pembelajaran untuk membuka tahapan berikutnya dalam kehidupan kita. Setiap kegagalan harus dilewati sebagai anak-anak tangga menuju langkah lebih tinggi. Dan karena itulah kisah-kisah kegagalan sangat perlu untuk diceritakan sebagai api inspirasi bagi orang-orang lainnya yang sedang menghadapi kegagalan dalam hidupnya.

Karena biar bagaimana pun, pada saat kegagalan terjadi, kita membutuhkan pemantik api semangat sebagai pengingat kita untuk bangkit kembali. Dan kita membutuhkan kisah-kisah dan dukungan yang bisa menginspirasi kita untuk melewatinya. Jadi… jika Anda sedang gagal, ayo bangkit lagi! Dan suatu saat Anda juga ingatkan saya untuk terus bangkit lagi!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar